Hallo sobat Mathematics , kali ini saya akan menjelaskan beberapa materi Sekolah Menengah Pertama. Tapi kali ini saya akan menjelaskan lewat Video
Seomga bermanfaat and happy watching
Link video
https://www.youtube.com/watch?v=2KBoRSvWyzE
Rabu, 24 Juli 2019
Tokoh-Tokoh Matematika
11.
Blaise Pascal (Prancis 1.623-1.662 M)
Blaise
Pascal adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi serta penyair. Pascal
menjadi sangat tertarik pada matematika, khususnya geometri ketika dia 6 atau 7
tahun. Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku matematika karena ia percaya bahwa
anak-anak tidak harus belajar bahwa dalam sebuah buku yang sulit. Namun Pascal
masih mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi. Pada usia 12 tahun tanpa
memperoleh bantuan orang lain, ia menemukan bahwa jumlah semua sudut dalam
sebuah segitiga selalu 180. Dia menunjukkan kepada ayahnya dan menjelaskan
dengan jelas. Ayahnya begitu terpana sampai akhirnya diperbolehkan anaknya
terus belajar matematika dengan impunitas. Dalam 19 tahun Pascal telah
menemukan mesin hitung yang menggunakan roda gigi. Dalam fisika, ia menemukan
prinsip tekanan dalam cairan maka prinsip ini diabadikan dirinya.
12. Seki Takakazu
(Japan 1.642-1.708 M)
Pada waktu
hidupnya, Jepang menggunakan sistem angka Cina daripada sistem berbelit-belit
dari angka Arab untuk mewakili angka. Mereka juga menggunakan alat-alat yang
terbuat dari kayu (disebut Sangi) yang pertama kali dikembangkan di China kuno
untuk membangun metode pengukuran. Pada saat itu metode yang luas untuk
mengukur Seki menemukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva kurva atau
volume benda ruang yang saat ini disebut “integral“.
13. Isaac Newton
(Perancis, 1.642-1.727 M)
Isaac Newton
adalah salah satu matematikawan besar serta fisika belajar. Ia menemukan hukum
gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa gravitasi adalah gaya tarik obyek ke
obyek lain. Semakin jauh jarak antara dua benda semakin lemahlah gaya gravitasi
antara dua benda. Gerak Bulan mengelilingi bumi dapat dijelaskan dengan hukum
gravitasi. Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dari
dinamika. Dia tertarik dengan astronomi dan menemukan jenis teleskop reflektor
akhirnya diabadikan dengan namanya.
14. Gottfried
Wilhelm Leibniz (Jerman 1.646-1.716 M)
Ayah
Gottfried Wilhelm Leibniz adalah seorang profesor di Universitas tetapi
meninggal ketika langkah Leibniz pada usia enam. Sejak itu kaum muda belajar
sendiri dan Leibniz membantu dengan bimbingan ibunya. Belajar mandiri membuat
Leibniz bebas dari cara berpikir tradisional. Ia dan Newton merumuskan gagasan
dasar tentang “kalkulus differensial“.
15. Johan Gauss
(Jerman 1.777-1.885 M)
Johann Gauss
adalah seorang jenius dalam aritmatika. Ketika ia berusia 9 tahun seorang guru
kepada siswa di kelasnya untuk menambah deretan angka 1 2 3 … 40. Gauss hanya
membutuhkan waktu beberapa saat saja tanpa menulis apapun untuk mendapatkan
jawaban yang 820. Saat dewasa ia menjadi salah satu tokoh Matematikawan
terkenal dunia.
Tokoh-Tokoh Matematika
Hallo sobat Mathematics, kembali lagi di blog Mathematics. Kali ini blog Mathematics ingin membahas tentang Tokoh-Tokoh dalam bidang Matematika. dan postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Jadi biar kalian ga ketinggalan kalian harus baca dulu postingan blog Mathematics sebelumnya
Semoga bermanfaat and Enjoyy
6. Ibnu Sina (980 – 1037 M)
Ibnu Sina dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.
Sejak kecil Leonardo Da Vinci telah menunjukkan kemampuan khusus dalam bidang matematika, lukisan musik, dan daerah lainnya. Secara khusus ia mencintai lukisan dan studi seni. Sebagai seorang pelukis dan pematung, ia menghasilkan sebuah karya, salah satunya yang terkenal karena lukisan Monalisa. Sebagai arsitek terkemuka ia juga meninggalkan banyak karya-karya besar dan monumental. Leonardo Da Vinci juga mempelajari geometri dan menggunakan metode membuat subjek lukisan jatuh di atas segitiga imajiner. Metode ini disebut komposisi piramida. Untuk melukis gambar ruang pada kanvas datar ia menggunakan semua metode garis horizontal paralel terlihat menuju titik tertentu. Metode ini dikenal dengan nama perspektif.
Copernicus mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu pengetahuan, hukum dan kedokteran. Harinya umumnya percaya bahwa Matahari, Bulan dan bintang bergerak mengelilingi bumi karena bumi dianggap sebagai pusat tata surya. Tapi Copernicus yakin bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi, namun Matahari di mana semua benda-benda langit berputar mengelilingi matahari. Ini bertentangan dengan filsafat pikiran Copernicus dan agama tradisional. Yang terkenal mengungkapkan teorinya dalam bukunya berjudul “rotasi benda-benda langit“. Ia mendapat ancaman hukuman mati atas teorinya tersebut oleh Gereja, karena dianggap menentang dogma-dogma akademik yang dikeluarkan Gereja.
Galileo belajar matematika, fisika dan astronomi. Setelah orang percaya bahwa kecepatan benda jatuh tergantung pada berat benda dijatuhkan. Dalam teori itu disebutkan bahwa jatuhnya benda yang lebih berat akan lebih cepat daripada benda ringan. Galileo membantah teori atas dasar keyakinan bahwa kecepatan jatuhnya sebuah benda tidak tergantung pada berat badan. Dia membuktikannya dengan menjatuhkan dua potong logam yang satu lebih berat dari yang lain dari atas Menara Miring Pisa. Bahkan pada titik ini semua orang setuju teorinya benar, tapi hari dengan bukti secara langsung menerima teori bahwa orang dengan takjub besar. Setiap saat ketika ia menonton berayun pada chandelier Gereja, ia mencatat bahwa terlepas dari berapa banyak benda itu berayun ke samping, waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan 1 bolak-balik (getaran) adalah sama. Pada akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh Gereja untuk mendukung gagasan Copernicus bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.
Descartes mempelajari Matematika, fisika, politik dan filsafat. Dia adalah orang yang pertama kali menggunakan sistem dua atau tiga nomor seperti (A, B) atau (A, B, C) sebagai koordinat untuk menggambarkan poin di pesawat atau di ruang angkasa. Dengan cara ini pernyataan tentang gambar dalam geometri dari titik digariskan oleh Euclides dapat diterjemahkan ke dalam pernyataan mengenai angka. Menurut saga, Descartes mendapat ide ketika ia sedang terbaring sakit di tempat tidur.
Postingan sebelumnya
Postingan sebelumnya
Tokoh-Tokoh Matematika
Hallo sobat Mathematics, kembali lagi di blog Mathematics. Kali ini Blog Mathematics ingin membahas sedikit tentang Tokoh-Tokoh Matematika
Matematika adalah ibu dari ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan
eksakta. Dalam kesempatan ini saya akan berbagi mengenai tokoh-tokoh Matematika
dunia yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut
ini 15 tokoh matematika terkenal yang layak anda ketahui :
1. Thales (Yunani, 624-546 SM)
sumber : Kompasiana.com |
Thales adalah
seorang filsuf. Tokoh ini akli dalam bidang matematika, astronomi, fisika dan
ilmu alam. Thales lahir di Yunani dan kemudian pergi ke Mesir untuk belajar. Ia
mengukur ketinggian piramida dengan menggunakan konsep ruang dan waktu untuk
bangun serta memprediksi peredaran Matahari. Tak heran ia disebut sebagai bapak
Matematika dan Astronomi.
2.
Phytagoras (Yunani, 582-493 SM)
sumber : Smart_ebook |
Meskipun
Phytagoras adalah master filsafat tapi dia juga mempelajari musik dan ilmu-ilmu
lainnya. Ia lahir di Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babilonia untuk belajar.
Phytagoras terkenal dengan bukti-bukti yang menjelaskan bahwa dalam segitiga
siku-siku, kuadrat dari sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari kedua sisi
yang lainnya. Sebuah segitiga siku-siku yang sisi-sisinya ke 3: 4: 5 adalah
dasar dari proposisi matematika untuk perhitungan sudut dalam segitiga a2 + b2 = c2
3.
Euclides (Yunani, sekitar 300 SM)
sumber : Wikipedia |
Euclides
menulis sebuah buku 13-volume geometri. Dalam buku-bukunya ia menyatakan
aksioma (pernyataan sederhana) dan membangun semua bukti tentang geometri
berdasarkan aksioma. Contoh Euclides aksioma adalah, “ada satu dan hanya satu
garis lurus garis lurus, di mana dua garis lurus melewati titik“. Buku-buku
menjadi karya-karyanya sangat penting dan menjadi acuan dalam materi Geometri.
4.
Archimedes (Yunani, 287-212 SM)
sumber : Histori Extra |
Archimedes
mempelajar matematika, fisika dan membuat banyak penemuan. Ia menemukan prinsip
tuas yang dapat menggerakkan benda berat hanya dengan sedikit usaha. Dia
menunjukkan hal ini dengan menggerakkan prinsip kapal dengan tuas. Eucildes
juga mengatakan, “jika saya diberi sebuah tuas yang cukup panjang dan titik
penumpu, saya dapat memindahkan Bumi“. Euclides menggunakan pengetahuannya
tentang kepadatan untuk menemukan bahwa mahkota yang dibuat untuk Raja dibuat
dengan emas murni. Ia juga mempelajari lingkaran dan menemukan rumus untuk
keliling lingkaran dan luas lingkaran.
5. Ali bin Abi Thalib (Saudi Arabia 658-695 M)
sumber : Alif.ID |
Sejak kecil
Ali bin Abi Thalib seperti berbagai ilmu dan berpartisipasi dengan Nabi
Muhammad. Kemudian Ali menikah dengan putri Rasul, Fatimah ra dan tinggal di
sangat sangat sederhana. Meski tinggal di kesederhanaan Ali tidak surut dalam
mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda, “Jika saya Kota
Ilmu maka Ali adalah gerbang“. Ketika nomor simbol awal dalam matematika
menggunakan huruf seperti yang pernah diajarkan oleh orang Romawi sebagai Ali
mempopulerkan simbol angka dalam huruf Arab dengan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9 dan 0 . Ali juga yang menyederhanakan penulisan lambang dari angka Romawi
di mana sepuluh dengan “X”, dengan “C” ratus, seribu dengan “M” dan seterusnya
status penduduk tetap dengan menambahkan angka nol di belakangnya seperti 10,
100, 1000 dan seterusnya.
Sejarah Angka 1
Hallo Sobat Mathematics, kali ini saya akan membahas tentang Sejarah Angka 1. Semoga bermanfaat and Enjoyy
Alat bantu hitung selain anggota badan diperkirakan
mulai digunakan sejak Zaman Paleolitikum Akhir, sekitar 30.000–50.000 tahun
yang lalu. Batu kerikil menjadi salah satu alat bantu hitung utama saat itu.
Sekadar trivia: kata calculation (penghitungan) berasal dari bahasa Latin
calculus, bentuk diminutif dari calx (batu gamping), kemungkinan dipinjam dari
bahasa Yunani Kuna χάλιξ (khálix) yang artinya batu kerikil
Alat bantu lain yang sering digunakan adalah tulang atau
tongkat kayu yang ditoreh. Kenal dengan simbol-simbol di bawah ini?
Inilah yang disebut tally marks (tanda penghitung),
sistem bilangan unary (basis satu) yang dulunya sering ditorehkan pada tulang
atau tongkat kayu sebagai alat bantu hitung.[2] Sistem ini merupakan salah satu
sistem pencatatan tertua di dunia, cikal-bakal perekaman bahasa dalam bentuk
tertulis. Tally marks ditemukan di berbagai kebudayaan purba terlepas
lokasinya. Simbol-simbol inilah juga yang kemudian melahirkan sistem penulisan
bilangan yang lain.
Mulai dari angka Romawi,
angka China,
semuanya memiliki kesamaan, yaitu menggunakan simbol
serupa tally marks untuk setidaknya tiga digit pertama.
Seiring waktu, simbol-simbol ini berevolusi, namun angka
1 tetap mempertahankan bentuk distingtif sekali garisnya (one stroke). Berikut
evolusi penulisan angka satu di sistem Brahmi.
Bentuk paling kananlah yang lazim digunakan oleh orang
Arab dan dibawa ke Eropa—oleh karena itu kita menyebutnya “Angka Arab”. Di
Eropa, terkadang angka ini ditambahi serif horizontal di bagian bawah, mungkin
terpengaruh sistem Romawi yang dipakai sebelumnya.
Menariknya, jika kita bandingkan kembali dengan tally
marks di atas, angka 1 seolah kembali ke bentuk asalnya setelah beribu-ribu
tahun!
Dari sisi bahasa, kata “satu” etimologinya cukup menarik.
Bentuk Proto-Melayik dari kata ini adalah *É™saÊ” menurut rekonstruksi Adelaar. Keturunan langsungnya adalah kata “esa” di
bahasa Melayu/Indonesia Modern.[7] Sebagai pembanding, di bahasa-bahasa Melayik
lainnya, ada so (Kelantan-Pattani), asa (Banjar), saq (Urak Lawoi’), sao (Kerinci),
dan sebagainya.
Kata “satu” sendiri kemungkinan berasal dari
leksikalisasi *sa- + *(i)tu(Ê”). Imbuhan *sa- merupakan bentuk pendek dari *É™saÊ”. Padanannya di bahasa Melayu Modern adalah imbuhan “se-”. Sedangkan
*(i)tu(Ê”) merupakan nenek moyang dari kata “itu”.
Sederhananya, kata “satu” kemungkinannya berasal dari
“se-itu”, dimana “itu” merupakan kata ganti untuk apapun.
Sejarah Angka 0
Hallo sobat Mathematics, kali ini saya akan membahas tentang Sejarah Angka 0. Semoga bermanfaat and Enjoyyy
sumber : Sains Kompas |
Penemuan angka 0 (nol) menyimpan sejarah yang berliku.
Asal-usul angka nol kemungkinan besar berasal dari Hilal Subur di Mesopotamia
kuno.
Pada 4000 tahun silam, para penulis Sumeria
menggunakan spasi untuk mengisi kekosongan pada kolom angka. Namun, penggunaan
simbol nol pertama kali tercatat pada abad ketiga SM, di Babilon kuno.
Masyarakat Babilon mengembangkan simbol spesifik untuk
membedakan antara besaran. Simbol tersebut berfungsi sama seperti sistem
desimal zaman modern yang menggunakan angka nol untuk memisahkan puluhan,
ratusan, dan ribuan.
Jenis simbol juga muncul di Amerika pada 350 Masehi.
Saat itu bangsa Maya mulai menggunakan penanda nol di kalender mereka. Sistem
penghitungan kuno ini menggunakan nol sebagai placeholder, bukan angka yang
memiliki nilai uniknya sendiri.
Pemahaman tersebut berubah ketika sampai di India pada
abad ke tujuh Masehi. Di sana, seorang matematikawan, Brahmagupta dan yang
lainnya, menggunakan titik-titik kecil di bawah angka untuk menunjukkan
placeholder nol. Namun, menurut mereka nol juga memiliki nilai sendiri, yaitu
null (tidak ada), dan disebut dengan ‘sunya’.
Brahmagupta juga merupakan orang yang pertama kali
menunjukkan bahwa pengurangan angka dengan angka yang senilai akan menghasilkan
nol. Dari India, nol berkembang menuju China dan kembali ke Timur Tengah, di
mana ia diangkat oleh seorang matematikawan, Mohammed ibn-Musa al-Khowarizmi,
sekira tahun 773.
al-Khowarizmi adalah yang pertama kali mensintesis
aritmatika India dan menunjukkan bahwa nol berfungsi dalam persamaan aljabar.
Pada abad ke sembilan, angka nol mulai berperan dalam sistem angka Arab,
berbentuk oval seperti yang digunakan saat ini.
Perjalanan angka nol terus berlanjut selama beberapa
abad hingga akhirnya mencapai Eropa pada 1100-an. Para pemikir seperti ahli
matematika dari Italia, Fibonacci, membantu memperkenalkan nol pada khalayak.
Angka nol kemudian muncul di karya Rene Descartes,
bersama dengan penemuan kalkulus Sir Isaac Newton dan Gottfried Leibniz. Sejak
demikian, konsep ‘tidak ada’ itu terus berperan dalam segala perkembangan, dari
ilmu fisika, ekonomi, teknik, hingga komputasi.
FAKTORISASI BILANGAN BULAT
Hallo sobat Mathematics, kali ini saya akan membahas materi tentang Faktorisasi Bilangan Bulat. Oiya ini adalah lanjutan dari ostingan saya sebelumnya. Agar lebih paham alangkah lebih baiknya melihat terlebih dahulu postingan saya sebelumnya
Semoga bermanfaat and Enjoyyy
Teorema
4.3:
Jika n suatu bilangan komposit, maka n
memiliki faktor k dengan 1 < k £ Ön
Bukti:
Karena
n suatu bilangan komposit, maka ada bilangan-bilangan positif k dan m
sedemikian hingga:
Km
= n dengan 1 < k < n dan 1 < m < n
Apabila k > Ön dan k > Öm maka
n
= km > Ön Ön = n
n
> n (tidak mungkin). Oleh karena itu, salah satu dari k atau m tidak lebih
kecil dari Ön.
Jadi, n memiliki faktor k dengan 1 < k £Ã–n
Teorema
4.4:
Jika n suatu bilangan komposit, maka n
memiliki suatu faktor prima yang lebih kecil atau sama dengan Ön.
Bukti teorema 4.4 menggunakan kontraposisi, yaitu:
Jika n suatu bilangan komposit, maka n memiliki faktor prima p dengan 1
< p ≤ Ön
Contoh
Apakah
907 adalah bilangan prima?
Penyelesaian
:
Coba
dibagi 907 dengan bilangan-bilangan prima yang kurang dari Ö907
Ö907 = 30,116
Maka
bilangan primanya adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 , dan 29. karena tidak
ada satupun dari bilangan prima tersebut yang membagi 907, maka 907 adalah
bilangan prima.
FAKTORISASI
TUNGGAL
Pemfaktoran suatu bilangan bulat positif atas
faktor-faktor prima adalah tunggal sehingga dikenal sebagai faktorisasi
tunggal. Berikut ini akan diberikan beberapa teorema yang harus diketahui
sebagai persiapan untuk mempelajari faktorisasi tunggal
Teorema
4.5:
Jika p suatu bilangan prima dan p│ab maka p│a
dan p│b
Bukti:
karena p suatu bilangan prima, maka untuk sebarang bilangan bulat a
berlaku (a, p) = 1 atau (a,p) = p. jika (a,p) = 1 dan p | ab. Karena p | b dan
jika (a,p) = p maka p | a. jadi terbukti bahwa p | a atau p | b
Teorema
4.6:
Jika suatu bilangan prima dan p│a1, a2,
a3, ... , an maka p│ai untuk suatu i
= 1, 2, 3, ... , n
Bukti :
Pada
teorema 4.2 kita telah membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif yang
lebih besar dari 1 adalah suatu bilangan prima atau bilangan itu dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari bilangan-bilangan prima tertentu. Sekarang
kita akan membuktikan bahwa faktor-faktor
prima tersebut adalah tunggal.
Ambil
sembarang bilangan bulat positif n 1.
Jika n suatu bilang prima, maka n adalah faktornya sendiri. Jika n suatu
bilangan komposit dan diandaikan bahwa pemfaktoran n atas faktor prima adalah
tidak tunggal,misalnya n = p1,p2,p3,…,pt
dan n = q1,q2,q3,…qr dengan pi
dan qj masing-masing adalah bilangan prima untuk i = 1,2,3,…,r serta p1
dan q1
Karena
n = p1p2 …pt maka p1|n sehingga p1|q1q2q3…qr
dan selanjutnya menurut perluasan teorema 4.5,maka p1-qk
untuk suatu k dengan 1 dan mengingat q1
Karena
n =q1q2…qr maka q1|n sehingga q1
|p1p2…pt. dan menurut perluasan teorema
4.5,maka q1=pm.untuk suatu m denga 1 dan mengingat p1
Karena
p1 sehingga dari permisalan n di atas
kita memperoleh bahwa p2,p3…pt=q2q3…qr.
Bila proses ini diteruskan,maka kita akan memperoleh bahwa p2=q2
sehingga p3 p4…pt=q3q4…qr.
P3=q3 sehingga p4 p5…pt=q4
q5 …qr dan
seterusnya.
Apabila
t=r maka proses tersebut akan berakhir pada pt=qr dan
teorema terbukti. Tetapi apabil t maka akan diperoleh bahwa :
1=q1+1 q1+2
q1+3…qr.
Hal
ini mustahil,karena qt+1qt+2qt+3…qr
adalah bilangan-bilangan prima,maka haruslah t=r sehingga :
P1=q1.p2=q2.p3=q3…pt=qr
Ini
berarti bahwa bilangan bulat positif n tersebut hanya dapat dinyatakan sebagai
hasilkali faktor-faktor prima secara tunggal.
Teorema
4.7 (Teorema Euclides)
Banyaknya bilangan prima adalah tak hingga
Taeorema
4.8:
Dalam suatu barisan bilangan prima, jika Pn menyatakan
bilangan prima ke-n, maka:
Pn ≤ 22n-1
FAKTORISASI BILANGAN BULAT
Hallo soba Mathematics, kali ini saya membahas tentang Faktorisasi Bilangan Bulat. Semoga bermanfaat and Enjoyyy
Bilangan
Prima
a dan b dikatakan saling prima apabila (a,b) = 1
Apabila
(, , , ... , ) =
1, maka dikatakan bahwa , , , ... , saling prima. Bilangan-bilangan bulat positif , , , ... , ,
saling prima dua-dua (saling prima sepasang) jika ( , ) = 1
untuk i = 1,2,3,...,n dan j = 1,2,...,n dengan i
j
Contoh
:
(5,
8, 9) = 1
5,8,9
dikatakan saling prima dua dua sebab (5,8) = (5,9) = (8,9) = 1
(3,
4, 8, 9) = 1
3, 4,
8, 9 dikatakan saling prima tetapi bukan saling prima dua dua karena (3,9) = 3
dan (4,8) = 4
Definisi 1
Bilangan
bulat positif yang lebih besar 1 dan tidak mempunyai faktor positif kecuali 1
dan bilangan itu sendiri disebut bilangan prima.
Barisan
bil. Prima : 2,3,5,7,11,13,17,...
Barisan
bil. Komposit : 4,6,8,9,10,12,14,15,...
Bilangan
bulat positif yang lebih besar dari 1 dan bukan bilangan prima disebut bilangan
komposit (tersusun).
1
bukan bilangan prima dan bukan pula bilangan komposit.
1
disebut unit
Teorema
4.1 :
Setiap bilangan bulat positif dan yang lebih besar dari 1
dapat dibagi oleh suatu bilangan prima.
Bukti:
Karena
n suatu bilangan bulat positif yang lebih besar dari satu maka n mempunyai
sekurang-kurangnya satu faktor bulat positif, katakana n sendiri.
Sehingga
n mesti mempunyai faktor bulat positif terkecil, misalnya q maka q adalah suatu
bilangan prima. Jika q bukan bilangan prima, maka q = q1q2 dengan 1 < q1
< q sehingga q1 faktor bulat positif dari n, tetapi karena q adalah faktor
bulat positif terkecil dari n, maka terdapat kontradiksi.
Teorema
4.2 :
Setiap bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1
adalah suatu bilangan prima atau bilangan itu dapat dinyatakan sebagai
perkalian bilangan-bilangan prima.
Bukti:
Menurut
teorema 4.1 ada suatu bilangan prima p1 sedemikian hingga p1 | n. sehingga ada
suatu bilangan positif n1, sehingga
N
= p1n1 dengan 1 ≤ n1 < n.
Jika
n1 = 1, maka n = p1 sehingga n suatu bilangan prima tetapi jika n1 > 1, maka
menurut teorema 4.1 sehingga
N1
= p2 n2 dengan 1 ≤ n2 < n1
jika
n2 = 1, maka n1 = p2 sehingga n = p1p2. berarti teorema terbukti. Tetapi jika
n2 > 1, maka ada suatu bilangan prima p3 sedemikian hingga
N2
= p3n3 dengan 1 ≤ n3 < n2
jika
n3 = 1, maka n2 = p3 sehingga n = p1p2p3. berarti teorema terbukti . Tetapi
jika n3 > 1, Maka proses seperti diatas . akan berulang hingga nk = 1. maka
diperoleh n = p1p2p3 . . . Pk. Yaitu bilangan bulat positif n > 1 dapat
dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima
Teorema-teorema selanjutnya
https://nurainynovitasari.blogspot.com/2019/07/faktorisasi-bilangan-bulat_24.html
Langganan:
Postingan (Atom)